Kamis, 06 Januari 2011

Dinda Dan Seks Pertamanya


Nama saya Dinda. Sebenarnya itu bukan nama asli saya, tetapi nama samaran/panggilan saya.
Saya ingin membagikan kisah saya di situs itoyou ini.
Menurut orang wajah saya cantik, mataku yg sayu sering membuat pria tergila-gila padaku.
Saya sendiri tidak GR tapi saya merasa pria banyak yg ingin bersetubuh dengan saya.
Saya senang saja karena pada dasarnya saya juga senang ML.

Saya dibesarkan dikeluarga yg taat beragama. Dari SD hingga SMP saya disekolahkan di sebuah sekolah berlatar belakang agama.
Sebenarnya dari kelas 6 SD, gairah seksual saya tinggi sekali tetapi saya selalu berhasil menekannya dengan membaca buku.

Selesai SMP tahun 1989, saya melanjutkan ke SMA negeri di kawasan bulungan, Jakarta Selatan. Di hari pertama masuk SMA, saya sudah langsung akrab dengan teman-teman baru bernama Vera, Angki dan Nia.
Mereka cantik, kaya dan pintar. Dari mereka bertiga, terus terang yg bertubuh paling indah adalah si Vera. Tubuh saya cenderung biasa saja tetapi berbuah dada besar karena dulu saya gemuk, tetapi berkat diet ketat dan olah raga gila-gilaan, saya berhasil menurunkan berat badan tetapi payudaraku tetap saja besar.

Di suatu hari Sabtu, sepulang sekolah kami menginap kerumah Vera di Pondok Indah. Rumah Vera besar sekali dan punya kolam renang. Di rumah Vera, kami ngerumpi segala macam hal sambil bermalas-malasan di sofa. Di sore hari, kami berempat ganti baju untuk berenang. Dikamar Vera, dengan cueknya Vera, Angki dan Nia telanjang didepanku untuk ganti baju. Saya awalnya agak risih tetapi saya ikut-ikutan cuek. Saya melirik tubuh ketiga teman saya yg langsing. Ku lirik selangkangan mereka dan bulu kemaluan mereka tercukur rapi bahkan Vera mencukur habis bulu kemaluannya.

Tiba-tiba si Nia berteriak ke arah saya..
"Gile, jembut Dinda lebat banget"
Kontan Vera dan Angki menengok kearah saya. Saya menjadi sedikit malu.
"Dicukur dong Dinda, enggak malu tuh sama celana dalam?" kata Angki.
"Gue belum pernah cukur jembut" jawabku.
"Ini ada gunting dan shaver, cukur aja kalau mau" kata Vera.
Saya menerima gunting dan shaver lalu mencukur jembutku di kamar mandi Vera.
Angki dan Nia tidak menunggu lebih lama, mereka langsung menceburkan diri ke kolam renang sedangkan Vera menunggui saya. Setelah mencoba memendekkan jembut, Vera masuk ke kamar mandi dan melihat hasil saya.
"Kurang pendek, Dinda. Abisin aja" kata Vera.
"Nggak berani, takut lecet" jawabku.
"Sini gue bantuin" kata Vera.
Vera lalu berjongkok dihadapanku. Saya sendiri posisinya duduk di kursi toilet.
Vera membuka lebar kaki saya lalu mengoleskan shaving cream ke sekitar vagina. Ada sensasi getaran menyelubungi tubuhku saat jari Vera menyentuh vaginaku. Dengan cepat Vera menyapu shaver ke jembutku dan menggunduli semua rambut-rambut didaerah kelaminku. Tak terasa dalam waktu 5 menit, Vera telah selesai dengan karyanya. Ia mengambil handuk kecil lalu dibasahi dengan air kemudian ia membersihkan sisa-sisa shaving cream dari selangkanganku.
"Bagus kan?" kata Vera.
Saya menengok kebawah dan melihat vaginaku yg botak seperti bayi. OK juga kerjaannya. Vera lalu jongkok kembali diselangkanganku dan membersihkan sedikit selangkanganku.
"Dinda, elo masih perawan ya?" kata Vera.
"Iya, kok tau?"
"Vagina elo rapat banget" kata Vera.
Sekali-kali jari Vera membuka bibir vagina saya. Nafasku mulai membara menahan getaran dalam tubuhku. Ada apa ini? Tanya saya dalam hati.
Vera melirik kearahku lalu jarinya kembali memainkan vaginaku.
"Ooh, Vera, geli ah" Vera nyengir nakal tapi jarinya masih mengelus-elus vaginaku.

Saya benar-benar menjadi gila rasanya menahan perasaan ini. Tak terasa saya menjambak rambut Vera dan Vera menjadi semakin agresif memainkan jarinya di vaginaku. Dan sekarang ia perlahan mulai menjilat vagina saya.
"memek kamu wangi" "Jangan Vera" pinta saya tetapi dalam hati ingin terus dijilat.
Vera menjilat vagina saya. Bibir vagina saya dibuka dan lidahnya menyapu seluruh vagina saya. Klitorisku dihisap dengan keras sehingga nafas saya tersentak-sentak.
Saya memejamkan mata menikmati lidah Vera di vaginaku. Tak berapa lama saya merasakan lidah Vera mulai naik kearah perut lalu ke dada. Hatiku berdebar-debar menantikan perbuatan Vera berikutnya.

Dengan lembut tangan Vera membuka BH-ku lalu tangan kanannya mulai meremas payudara kiriku sedangkan payudara kananku dikulum oleh Vera. Inikah yg namanya seks? Tanyaku dalam hati. 18 tahun saya mencoba membayangkan kenikmatan seks dan saya sama sekali tak membayangkan bahwa pengalaman pertamaku akan dengan seorang perempuan. Tetapi nikmatnya luar biasa.
Vera mengulum puting payudaraku sementara tangan kanannya sudah kembali turun ke selangkanganku dan memainkan klitorisku. Saya menggeliat-geliat menikmati sensualitas dalam diriku. Tiba- tiba dari luar si Nia memanggil..
"Woi, lama amat didalam. Mau berenang enggak?"
Vera tersenyum lalu berdiri. Saya tersipu malu kemudian saya bergegas memakai baju berenang dan kami berdua menyusul kedua teman yg sudah berenang. Di malam hari selesai makan malam, kita berempat nonton TV dikamar Vera. Oiya, orang tua Vera sedang keluar negeri sedangkan kakak Vera lagi keluar kota karenanya rumah Vera kosong.

Setelah bosan menonton TV, kami menggosipkan orang-orang di sekolah. Pembicaraan kami ngaler-ngidul hingga Vera membuat topik baru dengan siapa kita mau bersetubuh di sekolah.

Angki dan Nia sudah tidak perawan sejak SMP. Mereka berdua menceritakan pengalaman seks mereka dan Vera juga menceritakan pengalaman seksnya, saya hanya mendengarkan kisah-kisah mereka.

"Kalau gue, gue horny liat si Ari anak kelas I-6" kata Nia.

"Iya sama dong, tetapi gue liat horny liat si Marcel. Kayaknya kontolnya gede deh" kata Angky.

"Terus terang ya, gue dari dulu horny banget liat si Alex. Sering banget gue bayangin kontol dia muat enggak di vagina gue.

"Sorry ya Vera, gue kan tau Alex cowok elo" kata saya sambil tersenyum.
"Hahaha, nggak apa-apa lagi. Banyak kok yg horny liat dia.

Si Angky dan Nia juga horny" kata Vera. Kami berempat lalu tertawa bersama-sama.

Di hari Senin setelah pulang sekolah, Vera menarik tangan saya.
"Eh Dinda, beneran nih elo sering mikirin Alex?"

"Iya sih, kenapa? Nggak apa-apa kan gue ngomong gitu?" tanya saya.

"Nggak apa-apa kok. Gue orangnya nyantai aja" kata Vera.

"Pernah kepikiran enggak mau ML?" Vera kembali bertanya.

"Hah? Dengan siapa?" tanya saya terheran-heran.

"Dengan Alex. Semalam gue cerita ke Alex dan Alex mau aja ML dengan kamu"
"Ah gila loe Vera" jawab saya.

"Mau enggak?" desak Vera.
"Terus kamu sendiri gimana?" tanya saya dengan heran.

"Saya sih cuek aja. Kalo bisa bikin teman senang, kenapa enggak?" kata Vera.

"Ya boleh aja deh" kata saya dengan deg-degan.
"Mau sekarang di rumahku?" kata Vera.

"Boleh" Saya naik mobil Vera dan kami berdua langsung meluncur ke Pondok Indah. Setiba di sana, saya mandi dikamar mandi karena panas sekali. Sambil mandi, perasaan saya antara tegang, senang, merinding.
Semua bercampur aduk. Selesai mandi, saya keluar kamar mandi mengenakan BH dan celana dalam. Saya pikir tidak ada orang di kamar. Saya duduk dimeja rias sambil menyisir rambutku yg panjang.
Tiba- tiba saya kaget karena Vera dan Alex muncul dari balkon kamar Vera. Rupanya mereka berdua sedang menunggu saya sambil mengobrol di balkon.

"Halo Dinda" kata Alex sambil tersenyum.
Saya membalas tersenyum lalu berdiri. Alex memperhatikan tubuhku yg hanya ditutupi BH dan celana dalam.
Tubuh Alex sendiri tinggi dan tegap. Alex masih campuran Belanda Menado sehingga terlihat sangat tampan.

"Hayo, langsung aja. Jangan grogi" kata Vera bagaikan germo.

Alex lalu menghampiriku kemudian ia mencium bibirku.
Inilah pertama kali saya dicium dibibir. Perasaan hangat dan getaran menyelimuti seluruh tubuhku. Saya membalas ciuman Alex dan kita berciuman saling berangkulan.
Saya melirik ke Vera dan saya melihat Vera sedang mengganti baju seragamnya ke daster. Alex mulai meremas-remas payudaraku yg berukuran 34C. Saya membuka BH-ku sehingga Alex dengan mudah dapat meremas seluruh payudara. Tangan kirinya diselipkan kedalam celana dalamku lalu vaginaku yg tidak ditutupi sehelai rambut mulai ia usap dengan perlahan. Saya menggelinjang merasakan jari jemari Alex di selangkanganku. Alex lalu mengangkat tubuhku dan dibaringkan ke tempat tidur.

Alex membuka baju seragam SMA-nya sampai ia telanjang bulat di hadapanku. Mulut saya terbuka lebar melihat kontol Alex yg besar. Selama ini saya membayangkan kontol Alex dan sekarang saya melihat dengan mata kapala sendiri kontol Alex yg berdiri tegak didepan mukaku.

Alex menyodorkan kontolnya kemuka saya. Saya langsung menyambutnya dan mulai mengulum kontolnya.

Rasanya tidak mungkin muat seluruh kontolnya dalam mulutku tetapi saya mencoba sebisaku menghisap seluruh batang kontol itu.

Saya merasakan tangan Alex kembali memainkan vaginaku. Gairah saya mulai memuncak dan hisapanku semakin kencang. Saya melirik Alex dan kulihat ia memejamkan matanya menikmati kontolnya dihisap.
Saya melirik ke Vera dan Vera ternyata tidak mengenakan baju sama sekali dan ia sudah duduk di tempat tidur. Alex lalu membalikkan tubuhku sehingga saya dalam posisi menungging.

Saya agak bingung karena melihat Vera bersimpuh dibelakang saya. Ah ternyata Vera kembali menjilat vagina saya. Nafas saya memburu dengan keras menikmati jilatan Vera di kemaluan saya. Disebelah kanan saya ada sebuah kaca besar dipaku ke dinding.
Saya melirik kearah kaca itu dan saya melihat si Alex yg sedang menyetubuhi Vera dalam posisi doggy style sedangkan Vera sendiri dalam keadaan disetubuhi sedang menikmati vaginaku.

Wah ini pertama kali saya melihat ini. Saya melihat wajah Alex yg ganteng sedang sibuk ngentot dengan Vera.

Gairah wajah Alex membuat saya semakin horny. Sekali-kali lidah Vera menjilat anus saya dan kepalanya terbentur-bentur kepantat saya karena tekanan dari tubuh Alex ketubuh Vera.
Tidak berapa lama, Alex menjerit dengan keras sedangkan Vera tubuhnya mengejang. Saya melihat kontol Alex dikeluarkan dari vagina Vera. Air maninya tumpah ke pinggir tempat tidur.
Alex terlihat terengah-engah tetapi matanya langsung tertuju ke vagina saya.

Bagaikan sapi yg akan dipotong, Alex dengan mata liar mendorong Vera ke samping lalu ia menghampiri saya. Alex mengarahkan kontolnya yg masih berdiri ke vaginaku. Saya sudah sering mendengar pertama kali seks akan sakit dan saya mulai merasakannya. Saya memejamkan mata dengan erat merasakan kontol Alex masuk ke vaginaku.
Saya menjerit menahan perih saat kontol Alex yg besar mencoba memasuki vaginaku yg masih sempit.

Vera meremas lenganku untuk membantu menahan sakit.

"Aduh, tunggu dong, sakit nih" keluh saya.

Alex mengeluarkan sebentar kontolnya kemudian kembali ia masukkan ke vaginaku. Kali ini rasa sakitnya perlahan-lahan menghilang dan mulai berganti kerasa nikmat. Oh ini yg namanya kenikmatan surgawi pikir saya dalam hati.
kontol Alex terasa seperti memenuhi seluruh vaginaku. Dalam posisi nungging, saya merasakan energi Alex yg sangat besar. Saya mencoba mengimbangi gerakan tubuh Alex sambil menggerakkan tubuhku maju mundur tetapi Alex menampar pantatku.

"Kamu diam aja, enggak usah bergerak" katanya dengan galak.

"Jangan galak-galak dong, takut nih Dinda" kata Vera sambil tertawa. Saya pun ikut tertawa.

Vera berbaring disebelahku kemudian ia mendekatkan wajahnya ke saya lalu ia mencium bibirku!

Wah, bertubi-tubi perasaan menyerang diriku. Saya benar-benar merasakan semua perasaan seks dengan pria dan wanita dalam satu hari.

Awalnya saya membiarkan Vera menjilat bibirku tetapi lama kelamaan saya mulai membuka mulutku dan lidah kami saling beradu.
Saya merasakan tangan Alex yg kekar meremas-remas payudaraku sedangkan tangan Vera membelai rambutku. Saya tak ingin ketinggalan, saya mulai ikut meremas payudara Vera yang saya taksir berukuran 32C.

Kurang lebih lima menit kita bertiga saling memberi kenikmatan duniawi sampai Alex mencapai puncak dan ia ejakulasi. Saya sendiri merasa rasanya sudah orgasme kurang lebih 4 kali.

Alex mengeluarkan kontolnya dari vaginaku dan Vera langsung menghisap kont*lnya dan menelan semua air mani dari kontol Alex.

Saya melihat Alex meraih kantong celananya dan mengambil sesuatu seperti obat. Ia menelan obat itu dengan segelas air di meja rias Vera. Saya melihat kontol Alex yg masih berdiri tegak. Dalam hati saya bertanya-tanya bukankah setiap kali pria ejakulasi pasti kontolnya akan lemas? Kenapa Alex tidak lemas- lemas?
Belakangan saya tau ternyata Alex memakan semacam obat yg dapat membuat kontolnya terus tegang.

Setelah minum obat, Alex menyuruh Vera berbaring ditepi tempat tidur lalu Alex kembali ngentot dengan Vera dalam posisi missionary.
Vera memanggil saya lalu saya diminta berbaring diatas tubuh Vera. Dengan terheran-heran saya ikuti kemauan Vera.
Saya menindih tubuh Vera tetapi karena kaki Vera sedang ngangkang karena dalam posisi ngentot, terpaksa kaki saya bersimpuh disebelah kiri dan kanan Vera. Saya langsung mencium Vera dan Vera melingkarkan lengannya ke tubuhku dan kami berdua berciuman dengan mesra. Saya merasakan tangan Alex menggerayangi seluruh pantatku.
Ia membuka belahan pantatku dan saya merasakan jarinya memainkan anusku.

Saya menggumam saat jarinya mencoba disodok ke anusku tetapi Alex tidak melanjutkan.
Beberapa menit kemudian, Vera menjerit dengan keras. Tubuhnya mengejang saat air mani Alex kembali tumpah dalam vaginanya.
Saya mencoba turun dari pelukan Vera tetapi Vera memeluk tubuhku dengan keras sehingga saya tidak bisa bergerak.
Tak disangka, Alex kembali menyodorkan kontolnya ke vaginaku. Saya yg dalam posisi nungging di atas tubuh Vera tidak bisa menolak menerima kontol Alex.

Alex kembali memompakan kontolnya dalam vaginaku. Saya sebenarnya rasanya sudah lemas dan akhirnya saya pasrah saja disetubuhi Alex dengan liar.
Tetapi dalam hatiku saya senang sekali dientotin. Berkali- kali kontol Alex keluar masuk dalam vaginaku sedangkan Vera terus menerus mencium bibirku.

Kali ini saya rasa tidak sampai 3 menit Alex ngentot dengan saya karena saya merasakan cairan hangat dari kontol Alex memenuhi vaginaku dan Alex berseru dengan keras merasakan kenikmatan yg ia peroleh.
Saya sendiri melenguh dengan keras. Seluruh otot vaginaku rasanya seperti mengejang. Saya cengkeram tubuh Vera dengan keras menikmati sensual dalam diriku.

Alex lalu dalam keadaan lunglai membaringkan dirinya ketempat tidur. Vera menyambutnya sambil mencium bibirnya.
Mereka berdua saling berciuman. Saya berbaring disebelah kiri Alex sedangkan Vera disebelah kanannya. Kita bertiga tertidur sampai jam 5 sore.

Setelah itu saya diantar pulang oleh Vera.


Itu adalah pengalaman seksku yg sangat berkesan.
Bertahun-tahun kemudian saya sering horny tetapi saya harus memendam perasaan itu karena belum tahu cara melampiaskannya. Dan sekarang saya merasa senang sekali karena akhirnya bisa merasakan kenikmatan bersetubuh baik dengan pria maupun wanita.

Masing-masing ternyata mempunyai kenikmatan tersendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar