Minggu, 09 Januari 2011

Sukses Memberi ASI Pascapersalinan


sukses memberi ASI pasca persalinan
KOMPAS.COM - Banyak lembaga merekomendasikan pemberian ASI enam bulan pascapersalinan. WHO dan UNICEF di antaranya. Kesuksesan ibu dalam memberikan ASI kepada bayi baru lahir, dipengaruhi juga oleh persiapan, seperti kesiapan mental dengan dorongan dari dalam diri dan dukungan keluarga. Selain itu juga memahami teknik yang tepat dalam memberikan ASI eksklusif.
Agar sukses memberikan ASI eksklusif enam bulan, berikut panduannya:
Mulai dengan IMD
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) mengawali pemberian ASI pascapersalinan. IMD dilakukan dalam 1-2 jam setelah kelahiran.
Memberikan IMD sama artinya dengan mencegah pemberian cairan prelaktal untuk bayi baru lahir. Pada ibu dengan kondisi atau alasan tertentu, kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai untuk bayi. Meskipun sebenarnya, kolostrum atau ASI akan keluar dengan stimulasi dari bayi, yakni hisapan bayi. Dengan kesiapan ibu, ASI bisa keluar pascapersalinan. 
Agar proses IMD bisa berjalan baik, usahakan untuk mendapatkan fasilitas rawat gabung. Artinya bayi berada dalam satu kamar yang sama dengan ibunya.
Kontak kulit
Perbanyaklah kontak kulit ibu dengan bayi. Pada saat menyusui, akan lebih baik jika ibu dan bayi kontak skin-to-skin. Kontak kulit ibu-bayi ini meningkatkan kelekatan(bonding) antara ibu dan bayi.
Rileks
Kesiapan mental ibu punya peran penting dalam kesuksesan menyusui. Salah satunya, ibu harus rileks dan fokus untuk selalu memantapkan diri menyusui. Ibu juga perlu istirahat yang cukup selama menyusui.
Menyusui minimal 8-12 kali sehari
Semakin sering menyusui, pasokan ASI semakin meningkat. Minimal berikan ASI 8-12 kali sehari. Selama menyusui hindari pemberian susu formula. Kembali kepada prinsip, semakin sering menyusui, produksi ASI terus meningkat. Jika Anda tidak konsisten menyusui, hal ini memengaruhi produksi ASI. Artinya, produksi ASI pun akhirnya berkurang.
Hindari pemberian ASI Perah (ASIP) dengan dot
Memberikan ASIP menggunakan botol dengan dot akan menimbulkan gejala “bingung puting”. Dampaknya dirasakan oleh bayi Anda. Risikonya, bayi menjadi bingung ketika ibu kembali menyusui langsung. Benda asing mirip puting ibunya, yakni dot, menjadi penyebab gejala ini.
Metode lain pemberian ASIP
ASIP dapat diberikan dengan metode lain, selain dot. Ibu, pengasuh, atau keluarga perlu memelajari metode ini agar proses pemberian ASIP berjalan konsisten. Belajarlah menggunakan cangkir plastik, pipet, sendok kecil ketika memberikan ASIP.
Latih pengasuh memberikan ASIP
Konsistensi pemberian ASI memerlukan komitmen semua pihak. Pengasuh bayi punya peran penting, apalagi bagi Anda, ibu bekerja. Latihlah pengasuh bayi di rumah, untuk mendukung pemberian ASIP. Ajari pengasuh menggunakan berbagai metode pemberian ASIP, bukan dengan botol dot.
Pahami teknik memerah ASI
Saat cuti melahirkan berakhir, Anda harus kembali bekerja. Pilihan bekerja bukan penghambat pemberian ASI. Pahami teknik memerah dengan tangan atau penggunaan pompa ASI. Berbagai pilihan pompa ASI tersedia, yang akan lebih memudahkan Anda memerah ASI.
Menabung ASI
Saat akan kembali memulai aktivitas bekerja pascapersalinan, siapkan ASI. Caranya, menabung ASIP dua minggu sebelum masuk kerja. Simpan ASI dengan wadah yang benar dan tata cara yang tepat.
Komunikasikan rencana pemberian ASI dengan kantor
Anda perlu melakukan konfirmasi tentang rencana pemberian ASI saat kembali bekerja. Kantor atau atasan Anda perlu mengetahui rencana ini. Dukungan terhadap ibu bekerja untuk tetap memberikan ASI sangat diperlukan. Terutama saat Anda akan memerah ASI di kantor di sela waktu kerja Anda.
Anda juga membutuhkan penyesuaian saat mulai beraktivitas normal di kantor, karena Anda beradaptasi dengan gaya hidup baru. Yaitu meninggalkan bayi, memerah dan menyimpan ASIP, dengan tetap menjaga konsentrasi pada pekerjaan. Komunikasi yang baik dengan pihak kantor, akan memudahkan Anda menjalani semua peran dengan lebih mudah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar